MataKalbar.com – Kasus cacar monyet yang semakin meningkat di Indonesia menjadi perhatian masyarakat. Apakah penyakit ini berbahaya dan bisa mematikan? Pakar Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia (UI) Prof.dr.Amin Soebandrio, Ph.D., Sp.MK(K) mengungkap risiko kematian cacar monyet yang telah masuk di Indonesia sebanyak 29 kasus konformasi.
Menurut Prof. Amin, risiko kematian cacar monyet cenderung rendah, karena penyakit yang disebabkan virus ini bisa sembuh dengan sendirinya, bila tidak menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang ditakutkan bisa virus ikut menginfeksi paru, jantung atau organ vital lainnya. Selebihnya jika komplikasi tidak terjadi, maka yang harus diperkuat sistem kekebalan tubuh.
Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit virus zoonosis atau virus ditularkan dari hewan ke manusia, yang dapat sembuh sendiri. Cara membedakan cacar monyet dengan cacar air yaitu bisa dilihat dari bentuk lesi yang cenderung bernanah. Jadi yang membedakan gejala cacar monyet dengan yang lain, yaitu ada pembesaran kelenjar getah bening. Ini umumnya di ketiak, selangkangan kaki akan membengkak, sedangkan pada cacar biasa itu tidak ada.
Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi, hingga kini telah terkonfirmasi sebanyak 29 kasus positif cacar monyet. Sementara itu, terdapat 10 kasus masih menjadi suspek atau dicurigai. Namun, Kemenkes belum menjadikannya sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Kasus cacar monyet yang terus meningkat di Indonesia menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Pakar Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia (UI) Prof.dr.Amin Soebandrio, Ph.D., Sp.MK(K) menyebutkan bahwa risiko kematian cacar monyet cenderung rendah, karena penyakit yang disebabkan virus ini bisa sembuh dengan sendirinya, bila tidak menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang ditakutkan bisa virus ikut menginfeksi paru, jantung atau organ vital lainnya. Selebihnya jika komplikasi tidak terjadi, maka yang harus diperkuat sistem kekebalan tubuh.
Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit virus zoonosis atau virus ditularkan dari hewan ke manusia, yang dapat sembuh sendiri. Cara membedakan cacar monyet dengan cacar air yaitu bisa dilihat dari bentuk lesi yang cenderung bernanah. Jadi yang membedakan gejala cacar monyet dengan yang lain, yaitu ada pembesaran kelenjar getah bening. Ini umumnya di ketiak, selangkangan kaki akan membengkak, sedangkan pada cacar biasa itu tidak ada.
Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi, hingga kini telah terkonfirmasi sebanyak 29 kasus positif cacar monyet. Sementara itu, terdapat 10 kasus masih menjadi suspek atau dicurigai. Namun, Kemenkes belum menjadikannya sebagai kejadian luar biasa (KLB).